ADAB MURID KEPADA GURU

Adab Pelajar Terhadap Gurunya.

Menurut Imam al-Ghazali seseorang murid hendaklah:
• Memberikan sepenuh perhatian kepada gurunya.
• Mendiamkan diri sewaktu guru sedang menyampaikan pelajaran.
• Menunjukkan minat terhadap apa yang disampaikan oleh guru.
• Tidak meninggikan suara terhadap guru, sebaliknya memadailah berkata dengan suara yang didengari.
• Sekiranya perlu bertanya, pastikan guru bersedia memberikan jawapan.
• Menghormati guru di hadapan dan belakangnya.
• Menutup kelemahan guru agar tidak didedahkan tanpa keperluan.
• Mendoakan kebaikan baginya.

PEMUDA-PEMUDI HARAPAN SEKALIAN, Mulailah mengorak langkah sekarang. Jadilah angkatan pemuda dan pemudi yang sentiasa punya semangat tinggi dan keperibadian kreatif. Tidak larut dalam lumpur maksiat dan hanyut dalam arus perdaya syaitan. Tangisilah atas sikap kita, kelakuan kita, ketidaksanggupan kita, kemalasan kita,kejahilan kita dan ketidakprihatinan kita. Perbaiki diri kita dan serulah orang lain.

Epilog: “ Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang Telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu[apa yang Telah Allah janjikan kepadanya] dan mereka sedikipun tidak mengubah (janjinya),” al ahzab:23

Kelakuan baik dari murid sesungguhnya tiada batasnya. Dia hendaknya selalu berusaha keras (jihad) dan membuat kemajuan dengan Gurunya, dengan sesama saudaranya, dengan masyarakatnya, dan dengan Bangsanya, karena Allah selalu memperhatikan dia, Nabi (s.a.w.) selalu memperhatikan dia, Guru selalu memperhatikan dia, dan para Guru-Guru yang telah mendahului mereka selalu memperhatikan mereka. Dengan kemajuan yang tetap, hari demi hari, dia akan mencapai Keadaan Kesempurnaan (the State of Perfection) dengan petunjuk dan bantuan Gurunya.

semoga kita semua menjadi murid yang sentiasa mentaati pensyarah(selagi mana tidak bertentangan dengan syarak dan membawa maslahah hasanah), dan semoga Allah limpahkan barakah dalam hidup kita. I love you
semoga bakal anak2didik kita pada masa akan datang akan menghormati kita kelak.

BERBUDAYALAH DAN BERKELAKUANLAH SEBAGAI SEORANG GURU, MATANG DALAM MEMBUAT PILIHAN, KEPUTUSAN DAN DALAM MENGHADAPI MASALAH


JERITAN TANGIS RAKYAT KECIL

Semakin aku kedalam
semakin aq tenggelam
dalam hinanya kemiskinan
tak sanggup aq bertahan
jalan becek rumah kumuh
itulah hunian rakyat kecil

saat siang datang ia kepanasan
saat malam datang ia kedinginan
sungguh ingin aq menangis
menjerit sekuat mungkin

jeritan tangis rakyat kecil
menangis dalam hatiku
tak dapat aq menahan
jeritan hati mereka

sampah plastik bungkus rokok
menemani tidur mereka
hanya tuhan yang kuasa
yang dapat merubah sglanya.....

ILMU KALAM

Pengertian Ilmu Kalam Pengertian Ilmu Kalam

Ilmu Kalam adalah salah satu dari empat disiplin keilmuan yang telah tumbuh dan menjadi bagian dari tradisi kajian tentang agama Islam. Tiga lainnya ialah disiplin-disiplin keilmuan Fiqh, Tasawuf, dan Falsafah. Jika Ilmu Fiqh membidangi segi-segi formal peribadatan dan hukum, sehingga tekanan orientasinya sangat eksoteristik, mengenai hal-hal lahiriah, dan Ilmu Tasawuf membidangi segi-segi penghayatan dan pengamalan keagamaan yang lebih bersifat pribadi, sehingga tekanan orientasinya pun sangat esoteristik, mengenai hal-hal batiniah, kemudian Ilmu Falsafah membidangi hal-hal yang bersifat perenungan spekulatif tentang hidup ini dan lingkupnya seluas-luasnya, maka Ilmu Kalam mengarahkan pembahasannya kepada segi-segi mengenai Tuhan dan berbagai derivasinya. Karena itu ia sering diterjemahkan sebagai Teologia, sekalipun sebenarnya tidak seluruhnya sama dengan pengertian Teologia dalam agama Kristen, misalnya. (Dalam pengertian Teologia dalam agama kristen, Ilmu Fiqh akan termasuk Teologia). Karena itu sebagian kalangan ahli yang menghendaki pengertian yang lebih persis akan menerjemahkan Ilmu Kalam sebagai Teologia dialektis atau Teologia Rasional, dan mereka melihatnya sebagai suatu disiplin yang sangat khas Islam.

Ilmu Kalam mengarahkan pembahasannya kepada segi-segi mengenai Tuhan dan berbagai derivasinya. Karena itu ia sering diterjemahkan sebagai Teologia

Sebagai unsur dalam studi klasik pemikiran keislaman. Ilmu Kalam menempati posisi yang cukup terhormat dalam tradisi keilmuan kaum Muslim. Ini terbukti dari jenis-jenis penyebutan lain ilmu itu, yaitu sebutan sebagai Ilmu Aqd’id (Ilmu Akidah-akidah, yakni, Simpul-simpul [Kepercayaan]), Ilmu Tawhid (Ilmu tentang Kemaha-Esaan [Tuhan]), dan Ilmu Ushul al-Din (Ushuluddin, yakni, Ilmu Pokok-pokok Agama). Di negeri kita, terutama seperti yang terdapat dalam sistem pengajaran madrasah dan pesantren, kajian tentang Ilmu Kalam merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin ditinggalkan. Ditunjukkan oleh namanya sendiri dalam sebutan-sebutan lain tersebut di atas, Ilmu Kalam menjadi tumpuan pemahaman tentang sendi-sendi paling pokok dalam ajaran agama Islam, yaitu simpul-simpul kepercayaan, masalah Kemaha-Esaan Tuhan, dan pokok-pokok ajaran agama.

Read more: http://kafeilmu.com/2010/10/pengertian-ilmu-kalam.html#ixzz1dNL4Rt2b

Adab dan Akhlaq dalam Menuntut Ilmu

Adab dan Akhlaq dalam Menuntut Ilmu
Di dalam Al Qur’an diterangkan bahwa sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Ilmu merupakan sarana utama menuju kebahagiaan abadi. Ilmu merupakan pondasi utama sebelum berkata-kata dan berbuat. Dengan ilmu, manusia dapat memiliki peradaban dan kebudayaan. Dengan ilmu, manusia dapat memperoleh kehidupan dunia, dan dengan ilmu pula, manusia menggapai kehidupan akhirat.

Baik atau buruknya suatu ilmu, bukan karena ilmunya, melainkan karena niat dan tujuan si pemiliki ilmu. Ibarat pisau, tergantung siapa yang memilikinya. Jika pisau dimiliki oleh orang jahat, maka pisau itu bisa digunakan untuk membunuh, merampok atau mencuri. Tetapi jika dimiliki oleh orang baik, maka pisau itu bisa digunakan untuk memotong hewan qurban, mengiris bawang atau membelah ikan.

Di bawah ini merupakan metode yang baik dalam mencari/menuntut ilmu, agar ilmu yang kita miliki bermanfaat dan mendapat barokah dari Allah

Awali dengan niat yang benar, baik dan ikhlas. Niatkan bahwa mencari/menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan ridho Allah. Niatkan bahwa ilmu yang dimiliki akan digunakan untuk kebaikan, bukan untuk mengejar dunia semata. Niatkan bahwa dengan ilmu tersebut, kita berjuang di jalan Allah. Memohonlah kepada Allah agar ilmu yang kita miliki bermanfaat dunia-akhirat. Memohonlah kepada Allah agar kita terhindar dari ilmu/ajaran sesat dan menyesatkan.
Selalu minta restu dan ridho orangtua. Mintalah dengan kerendahan hati dan santun kepada orangtua untuk mendoakan agar kita selamat dunia-akhirat.
Berhati-hati dalam memilih ilmu. Pelajarilah ilmu agama sebagai landasan hidup. Pelajarilah ilmu tentang aqidah, karena aqidah yang benar merupakan pondasi keimanan. Pelajarilah ilmu tentang akhlak, karena akhlak merupakan cermin dari suasana hati. Ingatlah... bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW diutus ke dunia untuk memperbaiki akhlak manusia. Pelajarilah ilmu fiqh agar tata cara ibadah kita sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Pelajarilah ilmu-ilmu duniawi sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah dan berbuat kebaikan.
Belajar kepada guru yang terpercaya akan keilmuannya dan agamanya. Cara ini lebih cepat dan lebih meyakinkan daripada belajar tanpa guru. Dengan belajar kepada guru akan memungkinkan diskusi, tanya-jawab dan timbal-balik antara murid dan guru.
Belajar kepada alam. Gunakanlah akal untuk memikirkan alam semesta ini dan kejadian-kejadiannya, dalam rangka meneguhkan/menguatkan keyakinan kita terhadap kekuasaan dan keagunggan Allah.
Belajar dari pengalaman dan ujian hidup. Jika hidup dan kehidupan ini kita jalani dengan kesholehan hati, maka setiap pengalaman dan ujian/cobaan dapat kita jadikan pelajaran. Sabar dan rasa syukur kepada Allah merupakan dua aspek penting dalam mengambil atau memetik pelajaran dari pengalaman dan ujian hidup.

Jangan menjadi manusia yang berilmu (pintar) tetapi zolim. Dan jangan pula menjadi manusia yang taat beribadah (sholeh) tapi bodoh. Ilmu tanpa didasari dengan keimanan, maka dengan ilmu tersebut manusia akan berbuat kerusakan dan kezoliman. Iman tanpa didasari dengan ilmu, maka keimanannya bersifat semu, hanya sebuah khayalan dan sugesti belaka, begitupun ibadahnya hanya bersifat ikut-ikutan. Oleh karena itu, raihlah kesuksesan dengan 2 sayap, iman dan ilmu. Insya Allah... kesuksesan yang kita raih bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat.

Menuntut ilmu tidaklah mudah, tetapi juga tidak sulit. Dalam menuntut ilmu dibutuhkan keyakinan, kesabaran, kesungguhan, dan pengorbanan. Kita harus meyakini bahwa kita pasti bisa memahami suatu ilmu/pelajaran. Kita harus bersabar, karena untuk memahami suatu ilmu sampai tuntas memerlukan waktu yang lama. Kita harus sungguh-sungguh, karena hanya dengan kesungguhan suatu ilmu dapat kita miliki. Kita harus mempunyai jiwa berkorban, karena untuk meraih ilmu perlu tenaga dan biaya.

Beberapa hal yang dapat memperoleh kemudahan dalam menuntut ilmu:

taat beribadah, rajin bangun malam untuk sholat tahajud dan tafakur.
tidak berbuat maksiat
memuliakan/menghormati guru (adab murid kepada guru)
memuliakan/menghormati sahabat (adab murid kepada sesama murid)
memuliakan/menghormati kitab/buku (adab murid kepada pelajaran)
sering bergaul/berdiskusi dengan ulama (memuliakan ulama)
membiarkan diri lapar ketika sedang belajar (rajin berpuasa)



Adab murid kepada guru

menghormati dan memuliakan guru dan keluarganya dengan tulus dan ikhlas
tunduk dan patuh terhadap semua perintah dan nasihat guru
jujur dan setia bersama guru
bersikap rendah hati, lembut dan santun kepada guru
hendaknya memaafkan guru ketika beliau melakukan suatu kesalahan
tidak menjelek-jelekan dan tidak memfitnah guru
tidak menghianati dan tidak menyakiti hati guru
berusaha melayani guru dengan sebaik-baiknya
selalu berusaha menyenangkan hati guru
memanggil guru dengan panggilan yang disukainya
berusaha menyukai apa yang disukai oleh guru
membiasakan diri memberikan hadiah kepada guru dan keluarganya sebagai tanda penghormatan kepada mereka
tidak berjalan di depan guru ketika berjalan bersamanya
tidak terbahak-bahak di depan guru
tidak meninggikan suara ketika berbicara dengan guru
selalu duduk dalam sikap sopan
berusaha keras ( jihad ) dan tekad membuat kemajuan bersama guru

Keberhasilan dan kemudahan dalam proses menuntut ilmu terletak pada kelakuan baik (adab) si penuntut ilmu, terutama adab kepada guru. Sayyidina Ali rodhiallu’anhu berkata, "aku ibarat budak dari orang yang mengajarkanku walaupun hanya satu huruf ". Perkataan Ali ini merupakan ungkapan bahwa begitu besar penghormatan beliau kepada guru.

Khalifah Harun Ar Rasyid pernah mengirimkan putranya untuk belajar kepada syekh burhanuddin. Suatu saat, ketika khalifah berkunjung untuk menemui putranya yang sedang belajar, khalifah melihat putranya itu sedang menuangkan air wudhu untuk syekh. Lalu khalifah berkata kepada putranya, "Wahai anakku, kenapa engkau menggunakan tangan kananmu untuk menuangkan air sementara tangan kirimu kau biarkan diam. Gunakanlah kedua tanganmu, yang satu untuk menuangkan air dan yang satu lagi untuk membasuh kaki gurumu." Subhanallah... begitu tegas khalifah mendidik anaknya agar hormat kepada guru.



Adab murid kepada sesama murid

menghormati dan memuliakan sesama murid dengan tulus dan ikhlas
hendaknya memberikan nasehat kepada sesama murid dengan kerendahan hati dan bebas dari kesombongan ( amar ma’ruf nahi munkar )
selalu berbaik sangka kepada sesama murid dan tidak mencari-cari keburukan mereka
tidak menyakiti hati sesama murid
hendaknya menerima permintaan maaf sesama murid apabila mereka memintanya
selalu membantu sesama murid dalam suka maupun duka
bersikap rendah hati dan santun kepada sesama murid
tidak meminta menjadi pemimpin mereka, hanya menjadi sesama saudara dengan mereka
lapang dada dalam perbedaan pendapat yang mungkin terjadi di antara sesama murid



Adab murid kepada pelajaran

niat yang ikhlas karena Allah ketika memulai belajar
diniatkan bahwa belajar ( menuntut ilmu ) itu untuk menghilangkan kebodohan diri dan orang lain di lingkungannya
menghormati dan memuliakan buku pelajaran ( kitab ) dengan tulus dan ikhlas
menjaga kebersihan dan kerapihan buku pelajaran ( kitab )
meletakkan buku pelajaran ( kitab ) di tempat yang baik dan terhormat
tekun dan kontinyu dalam memahami pelajaran ( ilmu )
membiasakan diri menghafal pelajaran dan menjaga hafalan
selalu menulis atau mencatat pelajaran ( ilmu ) yang diperoleh
meneliti sumber dan isi pelajaran ( ilmu ) yang ada dalam buku atau kitab
bersikap adil terhadap isi pelajaran ( ilmu ) yang ada dalam buku atau kitab
menjauhkan sifat malu yang berlebihan dalam proses memahami suatu pelajaran atau ilmu

Semoga ilmu yang kita miliki dapat bermanfaat, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga bermanfaat untuk orang lain. Oleh karena itu, hendaknya kita berusaha untuk selalu berbuat baik, memperhatikan adab dan berakhlak mulia. Insya Allah.... ilmu yang kita miliki dapat menyelamatkan kita di kemudian hari. Jika penuntut ilmu tidak memperhatikan bahkan meninggalkan adab dan akhlak, maka amal dan ilmunya tidak akan mendapatkan barokah dari Allah.

Allahu akbar ...!!!

wasiat terakhir IMAM GHOZALI RA

wasiat terakhir IMAM GHOZALI RA



Wasiat Terakhir Imam Al-Ghazali ra.
Filed under: Renungan, Nasihat dari Imam Al-Ghazali

Sahabats…
Satu lagi nasihat yang sangat berguna untuk kita renungkan dan amalkan dari Imam Al-Ghazali ra. kali ini kami persembahkan untuk anda. Naskah ini kami peroleh secara copy paste dengan izin dari notes facebook sahabat Kuswandani Muhammad Yahdin. Dalam nasihat atau wasiat terakhir ini beliau menekankan bahwa identitas jiwa lebih penting dari pada raga kita. Nah, selamat merenungkan dan mengamalkan…

Imam Ghazali terbangun pada dini hari dan sebagaimana biasanya melakukan shalat dan kemudian beliau bertanya pada adiknya, “Hari apakah sekarang ini?”

Adiknya pun menjawab, “Hari senin.”

Beliau kemudian memintanya untuk mengambilkan sajadah putihnya, beliau menciumnya, menebarkannya dan kemudian berbaring diatasnya sambil berkata lirih, “Ya Allah, hamba mematuhi perintahMu,”

… dan beliau pun menghembuskan nafas terakhirnya.

Di bawah bantalnya mereka menemukan bait-bait berikut, ditulis oleh Al-Ghazali ra., barangkali pada malam sebelumnya.

“Katakan pada para sahabatku, ketika mereka melihatku, mati
Menangis untukku dan berduka bagiku
Janganlah mengira bahwa jasad yang kau lihat ini adalah aku

Dengan nama Allah, kukatakan padamu, ini bukanlah aku,
Aku adalah jiwa, sedangkan ini hanyalah seonggok daging

Ini hanyalah rumah dan pakaian ku sementara waktu.
Aku adalah harta karun, jimat yang tersembunyi,
Dibentuk oleh debu,yang menjadi singgasanaku,

Aku adalah mutiara, yang telah meninggalkan rumahnya,
Aku adalah burung, dan badan ini hanyalah sangkar ku

Dan kini aku lanjut terbang dan badan ini kutinggal sbg kenangan
Puji Tuhan, yang telah membebaskan aku

Dan menyiapkan aku tempat di surga tertinggi,
Hingga hari ini , aku sebelumnya mati, meskipun hidup diantara mu.

Kini aku hidup dalam kebenaran, dan pakaian kubur ku telah ditanggalkan.

Kini aku berbicara dengan para malaikat diatas,
Tanpa hijab, aku bertemu muka dengan Tuhanku.
Aku melihat Lauh Mahfuz, dan didalamnya ku membaca
Apa yang telah, sedang dan akan terjadi.

Biarlah rumahku runtuh, baringkan sangkarku di tanah,
Buanglah sang jimat, itu hanyalah sebuah kenang2an, tidak lebih

Sampingkan jubahku, itu hanyalah baju luar ku,
Letakkan semua itu dalam kubur, biarkanlah terlupakan
Aku telah melanjutkan perjalananku dan kalian semua tertinggal.

Rumah kalian bukanlah tempat ku lagi.
Janganlah berpikir bahwa mati adalah kematian, tidak, itu adalah kehidupan,

Kehidupan yang melampaui semua mimpi kita disini,
Di kehidupan ini, kita diberikan tidur,
Kematian adalah tidur, tidur yang diperpanjang

Janganlah takut ketika mati itu mendekat,
Itu hanyalah keberangkatan menuju rumah yang terberkati ini
Ingatlah akan ampunan dan cinta Tuhanmu,

Bersyukurlah pada KaruniaNya dan datanglah tanpa takut.
Aku yang sekarang ini, kau pun dapat menjadi
Karena aku tahu kau dan aku adalah sama
Jiwa-jiwa yang datang dari Tuhannya

Badan badan yang berasal sama
Baik atapun jahat, semua adalah milik kita
Aku sampaikan pada kalian sekarang pesan yang menggembirakan
Semoga kedamaian dan kegembiraan Allah menjadi milikmu selamanya.

* Terima kasih kami haturkan kepada Sahabat Kuswandani, semoga Allah merahmati.

Sumber:
www.ghazali.org

wasiat-wasiat ibnu Majjah

banyak hal yang belum kita tahu tentang kehidupan......

empat orang yang doanya tidak akan di tolak:
*doanya orang yang pergi haji sampai ia pulang dari haji
*doanya orang yang berperang di jalan alloh sampai ia pulang dari peperangan
*doanya oarang yang sedang sakit sampai sembuh dari sakitnya
*doanya teman yang baik sampai tak terputus jalinannya

ketika saudaramu terkena musibah,maka bersyukurlah kalian.(dalam artian bukan kalian yang terkena musibah)

istiqomahlah kalian dari sebagus-bagusnya istiqomah pada 2 perkara,yaitu mengerjakan sholat dan menjaga wudhu,sesungguhnya istiqomah itu lebih baik dari 1000 karomah

4 perkara yang membuat kehidupan ini fana:
*bumi tanpa hujan
*wanita tanpa laki-laki
*mata tanpa melihat
*seseorang yang tak memiliki ilmu

4 perkara yang akan membuat orang hidup bahagia:
*mempunyai istri yang sholihah
*orang tua yang baik agamanya
*berkumpul dengan orang sholeh
*rizki yang berlimpah

4 orang di benci oleh alloh:
*orang yang banyak bersumpah tetapi mengingkari
*orang feqir yang sombong
*suami yang berzina dengan orang lain
*pemimpin yang melenceng dari agama

4 oarang yang mempunyai istana di syurga;
*orang yang menyembunyikan shodaqohnya
*orang yang tidah menceritakan musibah yang di miliki
*orang yang menyambung silaturrahmi
*orang yang sering mengucapkan laahaulawalaquwwataillabilla

Ibnu Majjah RA

tahukah anda tentang adab mencari ilmu...?

Adab Mencari Ilmu



Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim
Ada beberapa hal atau adab yang harus diketahui bagi sang pencari ilmu, sehingga ilmu yang diperoleh bermanfaat, berkah, dan mendapat ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Beberapa adab yang perlu diketahui bagi sang pencari ilmu adalah sebagai berikut :
1. Iklas
Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam " Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya..." (Hadist, Riwayat Bukhari).
Imam Nawawi menyatakan, para ulama memiliki kebiasaan menulis Hadist ini diawal pembahasan, guna mengingatkan para pencari ilmu agar meluruskan niat mereka sebelum menelaah kitab.

2. Mengutamakan yang Wajib
Hendaknya penuntut ilmu mengutamakan ilmu yang hukumnya fardhu ain untuk dipelajari terlebih dulu, semisal masalah aqidah, halal haram,dan kewajiban yang dibebankan kepada muslim, maupun larangannya.

3. Meninggalkan yang tidak Bermanfaat
Tidak semua ilmu boleh dipelajari, karena ada ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat, bahkan bisa menjerumuskan orang yang mempelajarinya kepada keburukan, misal; ilmu sihir.

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ

"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman, padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setanlah yang kafir yang mengerjakan sihir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut..." (Q. Al-Baqarah 102)

4. Menghormati Ulama
Rasulullah SAW. bersabda, " Barang siapa menyakiti waliku, maka Aku telah mengumandangkan perang kepadanya" (Hadist Riwayat Bukhari)
Imam Syafi'i dan Imam Hanifah menafsirkan yang dimaksud wali dalam hadist itu adalah para ulama. Sehingga jangan sampai seorang penuntut ilmu melecehkan mereka, karena perbuatan itu mengundang murka dari Allah SWT.

5. Tidak Malu
Sifat malu dan gengsi bisa menjadi penghalang seseorang untuk memperoleh ilmu. Karena itu para ulamamenasehati agar kedua sifat itu ditinggalkan dalam menuntut ilmu, hingga pengetahuan yang bermanfaat bisa didapat.

6. Memanfaatkan Waktu
Hendaknya pencari ilmu tidak menyia-nyiakan waktu hingga terlewatkan waktu belajar. Ulama besar seperti Bukhari, bisa dijadikan contoh dimana beliau menyalakan lentera lebih dari 20 kali dalam semalam untuk menyalin Hadist yang telah beliau peroleh. Artinya beliau amat menghargai waktu, malam hari pun tidak beliau lewatkan kecuali untuk menimba ilmu.

7. Bermujahadah
Para ulama dahulu tidaklah bersantai-santai dalam mencari ilmu. Tentu kalau seorang muslim menginginkan memiliki ilmu sebagaimana ilmu yang mereka miliki, maka harus bersunggu-sungguh, seperti kesungguhan yang telah mereka lakukan.

Ada yang mengatakan kepada Imam Ahmad saat beliau terlihat tidak kenal lelah dalam mencari ilmu. "Apakah engkau tidak beristirahat?" Beliau hanya mengatakan, "Istirahat hanya di Surga"

8. Menghindari Maksiat
Nasihat Imam Al-Waqi' kepada Imam Syafi'i mengenai sulitnya menghafal sangatlah berharga. Imam Al Waqi' menjelaskan bahwa ilmu adalah cahaya dari Allah SWT, sehingga tidak akan pernah bersatu dengan jiwa yang suka bermaksiat.

9. Mengamalkan Ilmu
Setiap ilmu yang dipelajari harus diamalkan. Para pencari ilmu hendaknya bersegera mengamalkan apa yang telah ia ketahui dan pahami, jika hal itu berkenaan dengan amalan-amalan yang bisa segera dikerjakan. Ali bin Abi Thalib ra. mengatakan " Wahai pembawa ilmu, beramallah dengan ilmu itu, barang siapa yangsesuai antara ilmu dan amalannya, maka mereka akan selalu lurus". (Riwayat Ad Darimi)


Sumber : Suara Hidayatullah, Jumadistani 1430

BUKU

Buku baru bakal terbit lagi:

Judul : YOU ARE UNDER HACKER

Tebal : 120 Halaman

Author : Aat Shadewa,Naura59,

Blackmask21,Madfrog

Penerbit : Gramedia

Bonus : Ilmu

Rencana Terbit :

17 Agustus 2011

RINGKASAN BAB

DAPATKAN BUKUNYA DI TOKO BUKU TERDEKAT!!!